Ulasan Pengalaman Ke Dieng Culture Festival 2019, Termasuk Cerita Dihapusnya Pesta Lampion di DCF - PESTA LAMPION
Pesta Lampion DCF sebelum di hapus dari Dieng Culture Festival 2020 tahun depan |
Disana ngobrol sama bapak petugas penyelamat gitu ya, asal Banjarnegara, dikasih trik, biar anget murah, selengkapnya di artikel sebelumnya.Pesta lampion yang rutin diadakan di acara Dieng Culture Festival dijadwalkan setiap malam di hari kedua DCF. Pesta lampion merupakan acara yang paling banyak menyedot wisatawan untuk datang ke DCF setiap tahunnya.
Hari kedua mengikuti festival seni dan budaya DCF 2019, ini adalah pertama kalinya saya mandi di tempat yang dingin, hal unik saat nyiram badan, gosok badan, badan saya berasap.haha, bingung merasa aneh saat itu, walapun sebelumnya kalau di penginapan juga mandi pakai air hangat, namun badan tidak berasap kalau digosok, seperti di Dieng ini.
Selesai mandi, keluar cari sarapan, dan sekalian datang ke festival Domba Batur. Festival Domba Batur ini diadakan di lapangan depan Candi Arjuna.
Saat itu saya pikir kalau ingin masuk Candi Arjuna, ada tambahan biaya, ternyata tidak, kita bisa masuk dan keluar di dalam Candi Arjuna gratis. Mampirlah sebentar saya disana 😂
Masuk ke area lapangan depan Candi Arjuna Dieng, tidak lama saya di Festival Domba Batur, mungkin satu jam an saya disana, lalu jalan ke Lapangan Dieng Kulon untuk melihat Java Coffe Festival, namun ya itu, gak lama disana, bukan pecinta kopi sih ya. 😅 Jadi kalaupun disana juga gak mudeng. Haha
Kedua Festival tersebut gratis untuk pemegang Tiket Reguler maupun Tiket Festival, bahkan sepertinya dibuka untuk umum juga.
Pulang ke Homestay, pas di jalan, Jalan Raya Dieng pukul 14.00 sudah mulai ramai, tapi belum macet. Sampai penginapan, istirahat untuk menunggu acara nanti malam, Pesta Lampion Dieng Culture Festival 2.19.
Malam hari, wah beneran, macet.cet.cet.
Jadi di hari kedua DCF, mulai sore Jalan Raya Dieng dibuat satu arah, mungkin kalau yang datang dadakkan, akan bingung ya.
Jalan raya antara kawasan Candi Arjuna dan Lapangan Dieng Kulon ditutup, kendaraan dilarang lewat, semua jalan kaki.
Saat itu pukul 20.00, saya jalan ke Lapangan Dieng Kulon tempat Pesta Lampion Diadakan. Itu ngantri masuknya masyallah, dusel-duselan, padahal baru 30 menit pintu di buka tapi ramenya, jan, orang semua. Itu aja saya yang masuk jam 8 malam, dapat tempat nonton di belakang pol di deket pager besi. Kebayangkan yang barisan - barisan depan itu masuk jam berapa. 🤔
Saat itu masih penampilan musik keroncong apa ya, selang tiga puluh menit kemudian, mystery guest stars masuk ke panggung.
Isyana Sarasvati 🎶
Isyana Sarasvati membawakan beberapa lagu, dan sayangnya sebagai penuntup acara atau saat acara Pesta Lampion dia tidak tampil untuk mengiri pelepasan lampion.
Setiap pemegang Tiket Reguler dan Tiket Festival mendapat lampion, namun kalau kawan ingin ikut menerbangkan lampion di DCF, kita bisa beli lampion sendiri di sekitar lokasi DCF, harganya mulai dari Rp. 15.000 - 25.000.
Selain itu kawan juga harus sedia korek api, untuk menyalakan lampion, karena panitia juga tidak menyediakan korek. Hati - hati saat mengembangkan lampion, karena kalau keras dikit lampion bisa robek. Parafin yang digunakan untuk bahan bakar tidak bertahan lama, jadi setelah parafin dinyalakan dan lampion sudah mengembang, jangan lama - lama dipakai foto. Nanti malahan gagal nerbangin. Haha, kaya saya, sem.
Setelah acara Pesta Lampion selesai, gak usah buru - buru keluar, macet, motor, asep, orang jalan jadi satu, mending nganget dulu di api unggun yang dibuat oleh panitia. Setelah jam 12 malam, kabut turun cuy, adem.😅 Saya baru keluar atau jalan pulang jam 2 pagi, itu pun jalan raya masih ramai. haha.
Kalau mau datang ke Dieng Culture Festival, siap aja pakai tebal, jaket tebal, sepatu, kaos kaki, kecuali kalau kawan memang sudah kebal dengan hawa dingin, ya monggo, pakai celana pendek, pakai kaos oblong. Kalau saya cari aman saja.Hahaha..
Kabarnya juga tahun depan atau DCF 2.20 sudah tidak ada lagi Pesta Lampion, dan tahun ini adalah pesta lampion terakhir di DCF. Kalau baca beritanya sih karena menggangu penerbangan kata panitia DCF, namun kata teman saya yang bekerja di penerbangan tidak menggangu karena bahan bakarnmya api bukan gas, dan terbangnya gak akan tinggi.
Sementara berita terakhir, panitia sedang mengkaji ulang Pesta Lampin Dieng Culture Festival ini, namun 70% pesta lampion akan dihapus dari DCF.