Ulasan Pengalaman Ke Dieng Culture Festival 2019, Termasuk Cerita Dihapusnya Pesta Lampion di DCF - JAZZ ATAS AWAN

Ulasan Pengalaman Ke Dieng Culture Festival 2019, Termasuk Cerita Dihapusnya Pesta Lampion di DCF - JAZZ ATAS AWAN
Penampilan Pusakata di Jazz Atas Awan Dieng Culture Festival 2019
Saya cerita, masalah kamar penuh tadi, dan menunjukkan bukti pemesan ke pemilik rumah. Disini nego-negonan harga, awal pemilik menarik tartif Rp. 750.000 untuk dua malam. Senut - senut rasanya, padahal di tempat awal dua hari cuma Rp. 500.000.😅😭 selengkapnya diartikel sebelumnya.
Jazz Atas Awan adalah festival musik dari salah satu deretan acara Dieng Culture Festival yang dilaksanakan di hari partama DCF, yang menarik dari Jazz Atas Awan adanya bintang tamu yang tidak disebut atau tidak diberitakan sebelumnya siapa dia, dan festival ini berlangsung di Lapangan Dieng Kulon, dengan kondisi udara malam Dieng yang dingin, 10 °C.

Setelah mendapatkan penginapan dan check in pukul 15.00, istirahat, leyeh - leyeh, utak - atik handphone. Wah..ini gak tau kenapa, signal dari provider yang saya gunakan tidak baik, padahal signal full dan 4G, saat itu saya pakai IM3, mungkin karena saat itu Jakarta mati listrik atau memang saat itu di Dieng sedang ramai.

Adek saya yang mengunakan provider Telkomsel saat acara Senandung Atas Awan signalnya jadi EDGE.😅

Sore itu, lalu lintas sekitar lokasi acara Dieng Culture Festival 2019 saat akan dimulainya acara Jazz Atas Awan terlihat ramai namun tidak macet, kendaran motor, mobil masih bisa lewat.

Saya juga sempata menayakan ke putra pemilik homestay, kata mereka macetnya besok di hari kedua saat acara Senandung Atas Awan Lampion. Itu jalan raya sampai dibuat satu arah, dan yang akan masuk Dieng haru memutar dulu.

Jalan ke Lapangan Dieng Kulon tempat Jazz Atas Awan diadakan, yang jaraknya kurang dari 1km dari penginapan.

Jalan belum ramai sampai ke depan panggung, ya masih bisa jalan tenang lah.

Jadi bentuk lokasi acara Jazz Atas Awan,
Masuk area Lapangan Dieng Kulon, panggung yang dikelilingi oleh pagar untuk penonton yang membeli tiket.
Jadi kalau kalian gak beli tiket DCF atau kehabisan tiket bisa kok nonton Jazz Atas Awan cuma liatnya agak jauh, gak bisa dekat dengan panggung, keliatan kok, ponontonnya juga tertib mereka nonton sambil duduk.

Sekitar panggung diluar pagar itu, banyak jaul makanan dan minuman, jangan takut laper pokoknya, asal ada uang.😁

Jazz Atas Awan DCF 2019 mulai jam 19.30 - 23.00, kalian masih aman kok, kalau datang jam delapanan, cuma ya itu nontonnya agak kebelakang.

Untuk Jazz Atas Awan 2019 ini bintang tamunya "Pusakata", yang vokalisnya Is matan Payung Teduh. Saya gak menghitung sih dia keseluruhan bawa berapa lagu, cuma yang unik, setiap ganti lagu, dia ganti gitar.😅

Sampai akhir acara, penonton yang ada di dalam kotak pagar yang saya maksud tadi tidak penuh, kalau gak salah masih sisa setengahnya apa ya, gak perhatikan juga, dingin soalnya.😁✌

Pas jalan pulang liat api unggun, eh mampir dulu pengen yang anget dan gratis. Haha..

Disana ngobrol sama bapak petugas penyelamat gitu ya, asal Banjarnegara, dikasih trik, biar anget murah, kata beliau pakai jas hujan plastik yang dijual di minimarket yang harganya Rp. 5.000 kalau gak salah.

Itu cara pakainya, baju, jas plastik tadi, dan jaket. Kata beliau hangat, enak juga buat gerak. Saya belum pernah coba sih, baru pertama kali ke acara yang kondisinya dingin seperti ini. Mungkin tahun depan bisa dicoba triknya ini.

Isyana Sarasvati Secret guest star di Senandung Atas Awan dan Pesta Lampion DCF 2019🎙

Saat itu pukul 20.00, saya jalan ke Lapangan Dieng Kulon tempat Pesta Lampion Diadakan. Itu ngantri masuknya masyallah, dusel-duselan, padahal baru 30 menit pintu di buka tapi ramenya, jan, orang semua, selengkapnya di artikel selanjutnya.